Rabu, 19 September 2007

Harmoni Cadas dari Avenged Sevenfold


Avenged Sevenfold, band pengusung musik beraliran heavy dan rock metal asal Kalifornia, Amerika Serikat (AS), mengguncang publik Jakarta, Selasa (7/8) malam. Dalam pertunjukan yang dihajat di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, band ini menghadirkan sepuluh repertoir cadas yang mampu menghipnotis para remaja ibu kota Jakarta untuk bergoyang melepaskan energi muda mereka selama 1,5 jam.
Kehadiran Avenged Sevenfold atau yang lebih sering disingkat A7X ini adalah yang kali pertama atau juga menjadi kota kedua di Asia setelah Jepang. Walau masih perdana menyambangi Jakarta, namun, antusiasme para penggemar band ini ternyata sangat luar biasa di Indonesia. Bahkan, Java Musikindo sebagai promotor pertunjukan bisa tersenyum puas.
Pasalnya, dari 375 ribu tiket yang terdiri dari tiket seharga Rp 200 ribu untuk kelas tribun dan Rp 300 ribu penonton festival, tak satu pun yang tersisa alias seluruhnya laku terjual. Tak mengherankan, jika di atas panggung yang dikemas secara minimalis itu, sang vokalis, Matthew Shadows, memberikan apresiasinya kepada para penonton Indonesia.
''Kami ini sebenarnya telah menerima banyak e-mail dan surat dari Asia, termasuk Indonesia sejak 1999. Sekali lagi kami haturkan terima kasih dari lubuk yang paling dalam untuk Anda semua,'' katanya. Mendengar basa-basi Shadows tersebut, penonton yang sebagian besarnya pelajar dan mahasiswa itu tanpa dikomando langsung saja menyambutnya dengan teriakan histeris, ''yeaahhh''.
Sebagai kelompok musik yang terinspirasi dengan grup Metallica, band yang dihuni oleh Matthew Shadows (vokal), Synyster Gates (gitar), Zacky Vengeance (gitar), Johnny Christ (bass) serta The Rev (drum), ini, tidak bisa dikatakan sebagai band 'anak bawang'.
Berawal dari indie labelMengawali peruntungan dari indie label pada 1999, band ini ternyata mampu memikat pendengar setia. Apalagi, setelah kehadiran gitaris, Synyster Gates, pamornya semakin terus menjulang. Hingga akhirnya, band ini bernaung di Warner Bros Record, satu dari lima major label dunia. Bahkan pada perhelatan MTV Video Music Awards 2006, band ini berhasil menyabet predikat sebagai artis pendatang baru terbaik untuk video. Gelar tersebut didapatkan setelah sebelumnya bersaing ketat dengan sejumlah musisi papan atas dunia, seperti Angles and Airwaves, James Blunt, maupun Panic! At the Disco.
Dalam penampilan perdananya di Indonesia, A7X membawakan sejumlah hit yang telah melambungkan pamor mereka untuk berbicara di bursa musik dunia. Setelah membuka penampilan dengan sebuah intro yang meraung-raung, band ini kemudian menghadirkan repertoire berjudul Beast and Harlot. Tembang ini pernah dicomot untuk menjadi soundtrack serial video game Burnout yang berjudul Burnout Revenge (2005).
Setelah tembang pembuka mengalun, aksi permainan gitar Gates yang meraung terdistorsi langsung menghadirkan Burn It Down. Sementara itu sebelum menghadirkan Chapter 4, Shadows sempat mempersilahkan Gates untuk unjuk kemampuan.
Sang gitaris yang hadir dengan mengenakan topi sulap berwarna merah itu pun selama kurang lebih lima menit mempertontonkan aksi solo gitar elektrik ke hadapan para penonton Jakarta. Namun sayang, aksi solo tersebut masih kurang terasa greget. ''Masih kotor,'' kata Reza, salah seorang penonton menggambarkan permainan solo gitar dari Synyster Gates.
sumber : www.republika.co.id

Tidak ada komentar: